Andi Rahmadi Sekolah Saturday, 25 Feb 2023, 2028 WIB sumber Pixabay Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman sangat luas, mulai dari agama, suku, ras, budaya, bahasa, hingga ciri fisik. Keberagaman bukanlah sesuatu yang menciptakan perpecahan, namun dengan keberagaman akan ada rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Ketika berada di lingkungan sosial, kita harus bisa menunjukkan sikap semangat kebhinekaan dengan saling menghormati dan menghargai. Meneguhkan sikap kebhinekaan penting untuk menciptakan kehidupan sosial yang rukun dan bersatu. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas contoh sikap yang menunjukkan semangat kebhinekaan dalam hidup berbangsa dan bernegara. 1. Menghormati Perbedaan Agama dengan Tetangga Sekitar Jika kita memiliki tetangga yang berbeda agama, maka sikap yang benar adalah kita harus menghormatinya, memperlakukan dengan baik, serta tidak mendiskriminasi tetangga yang berbeda agama. Dengan begitu, kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara akan kokoh. 2. Mengikuti Kegiatan Kemasyarakatan dan Gotong Royong Semangat menjaga kebhinekaan juga dapat ditunjukkan dengan rajin mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan di lingkungan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan bersama-sama ini dapat memupuk persatuan dan rasa saling menghargai di lingkungan masyarakat. 3. Tolong Menolong tanpa Membeda-bedakan Dalam hal tolong menolong, hendaknya itu dilakukan dengan ikhlas dan tanpa membeda-bedakan latar belakang orang yang ditolong. Artinya, orang yang berbeda suku, agama, atau bahkan kebudayaan tetap harus kita tolong jika mereka membutuhkan pertolongan. 4. Menghormati Suku dan Budaya Lain Semangat kebhinekaan juga bisa ditunjukkan dengan cara saling menghormati suku dan budaya lain. Kita tidak boleh menghina, merendahkan, atau menjelek-jelekkan suku budaya lain agar tidak terjadi perpecahan dan permusuhan. Itulah beberapa contoh sikap semangat dalam menjaga kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan rasa saling menghargai dan menghormati perbedaan, maka kehidupan sosial masyarakat akan rukun dan bersatu. kebhinekaan hidupberbangsa menghargai bersatu rukun damai Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sekolah Terpopuler Tulisan Terpilih
Ringkasan . berikut yang merupakan contoh penerapan sila keempat pancasila adalah..A.mengumpulkan sumbangan untuk korban banjirB:tidak memaksakan pendapat ketika. berdiskusi C.menghormati agama dan kepercayaan temanD.membagi tugas kelompok dengan adil. Bagaimana Perbedaan sila Pertama Pancasila yang terdapat diagam Jakarta dengan Pancasila Terutama dalam Pembukaan undang- undang 1945 . DALAM sebuah forum ngopi sore hari di Kelenteng Cu An Kiong, Lasem, Rembang, Jawa Tengah, penulis menangkap kesedihan dari beberapa tokoh Tionghoa di kawasan itu. Seorang pengurus Kelenteng Cu An Kiong, mengungkapkan betapa sulit mengajak anak muda Tionghoa untuk ikut dalam forum-forum yang diinisiasi forum persaudaraan kelenteng itu. Padahal, forum-forum itu diselenggarakan semata bukan ritual agama. Agendanya terbuka untuk menjalin pertemanan dengan generasi muda lintas agama. Meski masih tetap ada beberapa pemuda Tionghoa yang ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan dan ritual antarbudaya tersebut, jumlahnya tidak sebanyak generasi yang lebih senior. Bagi pengurus kelenteng, mengajak generasi muda untuk srawung dengan masyarakat sekitar di Lasem merupakan upaya untuk melanjutkan memori kebersamaan. Untung saja, dalam beberapa tahun terakhir, ruang-ruang diskusi secara rutin sudah mulai terbuka untuk membangun jembatan komunikasi bersama, di antaranya yang diupayakan secara kreatif oleh Gus Zaim, pengasuh Pesantren Kauman Lasem. Apa yang terjadi di Lasem itu sesungguhnya dapat menjadi cermin bersama. Dalam rentang waktu yang panjang, penduduk di Lasem telah terbiasa membangun ruang bersama, antara keturunan Tionghoa, Arab, dan Jawa. Ruang publik terbuka itu bertumpu pada toleransi antarbudaya serta interaksi keseharian. Akan tetapi, seiring dengan waktu, perlu ada pewarisan ingatan serta membentuk interaksi sosial yang lebih segar di antara anak muda. Generasi muda antar-etnis dan agama haruslah membangun interaksi yang lebih intensif untuk mencipta ruang publik yang lebih segar, selain interaksi berbasis komunikasi digital. Namun, bagaimana sebenarnya millenial lintas agama melihat toleransi-intoleransi di negeri ini? Lalu, bagaimana generasi millenial melihat kebhinekaan sebagai penyangga masa depan negeri ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya menjadi renungan dalam keseharian kita, di tengah gelombang ancaman kebencian dan jurang ketimpangan sosial yang semakin dalam. Kegamangan generasi millenialDalam kajian ilmu sosial, generasi millenial merupakan kelompok demografis setelah generasi X. Generasi ini lahir antara 1980 hingga 2000. Dengan demikian, generasi millenial sekarang berusia 18 tahun hingga 38 tahun. Di Indonesia, proporsi generasi millenial sekitar 34,45 persen, lebih dari sepertiga jumlah penduduk negeri ini. Dari kajian beberapa peneliti, generasi millenial cenderung unik dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Keunikannya terletak pada penggunaan teknologi dan budaya pop/musik yang sangat kental. Karenanya, millenial seakan tidak bisa lepas dari internet, hiburan entertainment, serta traveling. Millenial—yang sangat kreatif dan percaya diri—lebih suka bekerja keras dalam bidang usaha yang digeluti, untuk kemudian dinikmati dengan perjalanan panjang dan BORMOTOVA Ilustrasi generasi millenialMaka, kita bisa saksikan, betapa millenial sangat menikmati perjalanan mengeksplorasi kawasan-kawasan yang jauh di negeri ini, hingga ke beberapa negeri di ujung benua. Lalu, Indonesia memiliki penduduk usia produktif yang lebih banyak, dibandingkan dengan negara Asia lain—yang memiliki Produk Domestik Bruto PDB besar—semisal China, Jepang, India, dan Korea. Negara-negara ini, memasuki fase aging population karena penduduk tuanya mulai mendominasi total jumlah penduduk. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas Bambang Brodjonegoro, dalam sebuah diskusi mengungkapkan, betapa Indonesia kesulitan keluar dari "status" negara berkembang menjadi negara maju, meski penduduk usia produktif melimpah. Komposisi penduduk Indonesia, 90 juta millenial 20-34 tahun, dengan total fertility rate angka kelahiran 2,28 per orang per tahun, dan angka kematian anak 24 per kelahiran, meski angka harapan lama sekolah masih 12,72 tahun. Artinya, generasi millenial seharusnya memiliki peran penting untuk masa depan negeri ini. Wajah masa depan Indonesia tergantung dari visi, interaksi, dan nilai-nilai yang diserap generasi millenial negeri ini. Faktanya, generasi millenial negeri ini masih rentan dengan pertarungan hoaks dan pelintiran kebencian. Terlebih lagi, medan kontestasi di media sosial turut mempengaruhi persepsi generasi millenial dalam membangun cara pandang serta melihat masa depan negeri ini. Survei Centre for Strategic and International Studies CSIS menyoroti aspirasi millenial dalam kepemimpinan dan toleransi. Digelar pada periode 23-30 Agustus 2017, survei ini menggunakan 600 sampel dengan responden yang dikategorikan generasi millenial, yakni rentang usia 17 sampai 29 tahun, yang dipilih secara acak dari 34 provinsi di Indonesia. Pada riset tersebut, generasi millenial menyuarakan tantangan besar di Indonesia, mulai dari aspek keterbatasan lapangan pekerjaan 25,5 persen, tingginya harga sembako 21,5 persen, hingga tingginya angka kemiskinan 14,3 persen. Dari riset tersebut terbaca, sebagian besar generasi millenial mengakses media sosial baik untuk persebaran maupun penyerapan informasi. Sebanyak 54,3 persen responden mengaku mengakses media sosial setiap hari, yang berbanding terbalik dengan informasi dari media cetak. Hanya 6,3 persen millenial yang mengakses informasi dari media cetak, serta 56,0 persen telah meninggalkan media berformat cetak. Soal akses media sosial, 81,7 persen menggunakan Facebook, kemudian disusul WA 70,3 persen, BBM 61,7 persen, Twitter 23,7 persen, dan Path 16,2 persen. Riset CSIS juga memotret batas-batas toleransi dalam kehidupan generasi millenial. Kelompok millenial cenderung tidak setuju jika ada gagasan mengganti Pancasila dengan ideologi yang berbeda. Aspirasi ketidaksetujuan ini sangat tinggi, yakni sebanyak 90,5 persen, berbanding dengan yang setuju, 9,5 persen. Namun, dalam hal penerimaan terhadap pemimpin yang berbeda agama, generasi millenial cenderung tidak bisa menerima 53,7 persen, sementara yang bisa menerima pemimpin beda agama sebanyak 38,8 persen. Berkaca pada laporan tersebut, menjadi penting untuk membangun interaksi yang lebih segar bagi generasi millenial, dengan mencipta ruang komunikasi lintas agama dan budaya. Interaksi ini tidak sekadar sentuhan di media sosial, tetapi juga berbagi pengalaman secara lebih kongkret dengan kesan yang mendalam. Ruang publik yang menjadi ruang interaksi antar-pemuda lintas agama dan etnis perlu diciptakan sebagai ruang untuk merawat kebhinekaan. Ini menjadi tantangan bersama, yang berpengaruh pada depan interaksi di negeri ini. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Warganegara yang religius adalah warga negara yang senantiasa memahami serta menaktualisasikan nilai - nilai ajaran agama yang diyakini dan dipeluk dalam kehidupan sehari - hari baik dilingkungan keluarga,masyarakat, bangsa dan negara.Nilai - nilai keimanan dan ketaqwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap maupun perilaku yang ditampilkan oleh setiap warga negara, baik dalam hal (1Jakarta - Kebhinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia adalah sebuah potensi sekaligus tantangan. Dalam Buku Ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan karya Wahono dan Abdul Atsar, potensi kebhinekaan bangsa Indonesia adalah dapat membuat bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar. Selain itu, kebhinekaan juga berpotensi mengandung kekayaan yang melimpah, baik alam maupun budaya yang menarik minat tantangan kebhinekaan adalah dapat membuat penduduk Indonesia yang berbeda pendapat menjadi di luar kendali. Akibatnya, bisa tumbuh perasaan atau perspektif yang sempit yang mengancam integrasi nasional atau persatuan NasionalIntegrasi nasional sendiri seperti disebutkan dalam e-modul Pendidikan dan Kewarganegaraan kelas X oleh Tim Pengembang Direktorat Kurikulum-Kemdiknas RI, mempunyai pengertian politis dan antropologis berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI.Secara politis, integrasi nasional adalah penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian unsur-unsur budaya yang berbeda sehingga mencapai keserasian fungsi dalam kehidupan Pembentuk Integrasi NasionalMasih dari sumber yang sama, berikut ini faktor yang mendorong tercapainya integrasi nasional1. Rasa senasib dan seperjuangan yang didorong faktor sejarah2. Ideologi nasional yang tercermin dalam Garuda Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika3. Tekad dan keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana yang disebutkan dalam Sumpah Pemuda4. Ancaman dari luar yang memicu semangat nasionalismeFaktor Pendukung Integrasi Nasional1. Pemakaian bahasa Indonesia2. Semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, serta tanah air Indonesia3. Memiliki kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yakni Pancasila4. Jiwa dan semangat gotong royong, rasa solidaritas, dan toleransi keagamaan yang kuat5. Rasa senasib sepenanggungan karena pernah mengalami penjajahanFaktor yang Menghambat Integrasi Nasional1. Kurangnya rasa menghargai kemajemukan yang bersifat heterogen2. Kurang toleransi antargolongan3. Kesadaran terhadap ancaman luar yang rendah4. Ketidakpuasan atas ketimpangan dan ketidakmerataan hasil potensi dan ancaman kebhinekaan bangsa Indonesia. Pelajari baik-baik ya! Simak Video "Jokowi Ungkap RI Sukses Lewati Krisis Dunia Karena Fondasi Pancasila" [GambasVideo 20detik] nah/twuSemangatkebangsaan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan adanya kesadaran untuk menyerahkan kesetiaan tertinggi dari setiap pribadi kepada Negara dan bangsa. Semangat kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta yang melahirkan jiwa kebersamaan. Apa sih sebenarnya yang dimaksud “Kebhinekaan”? Yang berasal dari kata “Bhineka” dalam terjemahan bebas artinya kurang lebih adalah beraneka, bermacam- macam. Dalam filosofi hidup Indonesia, pada Pancasila, kita mengenal semboyan “BHINEKA TUNGGAL IKA” yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Menurutku arti dari BHINEKA TUNGGAL IKA Berbeda-beda tetapi Tetap Satu. Makna dari Berbeda-beda tetapi Tetap Satu yang ku tahu adalah berbeda adat-istiadat, budaya, kebiasaan, juga kepercayaan, karena Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai dengan Merauke. Di setiap suku pasti terdapat kebiasaan dan adat yang unik yang membedakannya dengan suku lain. Akan tetapi pada hakikatnya Kata bhinneka berarti “beraneka ragam” atau berbeda-beda. Kata neka berarti “macam”. Kata tunggal berarti “satu”. Kata ika berarti “itu”. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno atau dengan kata lain “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Jadi pada intinya Indonesia itu Kepualauan yang beraneka ragam dan unik dengan sendirinya tetapi tetap jadi satu Kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan. Bhineka Tunggal Ika bukanlah hanya sekedar semboyan,melainkan tersimpan makna yang tersirat didalamnya yang harus kita ketahui dan pahami. Pada prisnipnya semboyan bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat penting yaitu toleransi dan kesatuan. Pertama, Toleransi inilah yang dapat mencairkan perbedaan menjadi persatuan sehingga tidak ada perpecahan atau konflik. Kedua, Kesatuan merupakan hal yang harus dilakukan dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan dari berbagai macam ras, suku, dan agama. Semboyan ini haruslah kita terapkan bukan hanya sekedar diketahui saja, Karena semboyan bangsa kita ini memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan rasa nasionalisme kita terhadap itu,wujud nasionalisme dapat terbentuk apabila kita sebagai masyarakat yang berjiwa nasionalisme telah melakukan hal yang berguna bagi apapun itu yang dapat merubah bangsa ini menjadi lebih baik, karena Kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Contoh sederhananya, di keluarga Ayah dan ibuku yang memiliki anak yaitu Kakak ku sendiri yang lahir di Pangkal Pinang, Sumatra. Kakakku sendiri adalah asli keturunan Jawa, karena Ayah dan Ibu ku asli Jawa, yang berasal dari suku Jawa. Meskipun lahir dan besar di Pangkal Pinang tetapi kakakku dididik dengan cara Jawa oleh orangtua ku, kalau berbicara dengan yang lebih tua harus menggunakan tutur bahasa yang halus, cium tangan jika bertemu dan pamitan, berjalan dengan membungkukkan badan jika melewati para sesepuh, dan banyak lagi. Perilaku seperti ini menjadi contoh nyata bahwa aku jga bisa ikut mencontoh tindak tanduk dan tingkah laku yang menimbulkan rasa unggah-ungguh, enggan membantah secara frontal, dan cenderung pemalu. Tatakrama ini pastinya berbeda dengan tetanggaku yang satunya yang berasal dari perantauan Kalimantan . Misalnya saja dari cara berbicaranya dengan suara lantang, seolah-olah kesannya sedang membentak padahal tidak, dan to the point mengemukakan suatu pendapat. Karena sudah terpengaruh di perantauannya. Dan kami juga harus menghargai orang lain dan harus mengerti suatu perbedaan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan perbedaan persepsi, sehingga terbentuklah lingkungan yang memiliki toleransi tinggi Kenapa kita perlu memaknai dan menggarisbawahi arti dari Bhineka Tunggal Ika itu sendiri karena Bhineka Tunggal Ika itu memiliki Fungsi yang bermanfat untuk kita Fungsi dari Bhineka Tunggal Ika yaitu memahami maksud dan tujuan Bhineka Tunggal Ika mewujudkan cita-cita luhur Indonesia mempertahankan kesatuan dan persatuan membentuk kepribadian masyarakat Indonesia agar mencintai perbedaan, bukan menentang perbedaan mewujudkan perdamaian Indonesia Hal diatas dapat terwujud jika kita telah melakukan dan menerapkan makna yang terdapat pada bhineka tunggal ika dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu karakter bangsa harus dibentuk agar mencintai perbedaan dan keseragaman. Sehingga terwujud masyarakat yang aman, tenteram, dan damai. Bangsa Indonesia terkadang acuh terhadap makna bhineka tunggal ika, mungkin penyebabnya karna tidak tahu untuk apa semboyan ini dan apa gunanya jika kita menerapkan dalam kehidupan sehari-hari? Bhineka Tunggal Ika kini mulai luntur, banyak anak muda yang tidak mengenalnya, banyak orang tua lupa akan semboyan ini, banyak birokrat yang pura-pura lupa, sehingga ikrar yang ditanamkan jauh sebelum Indonesia Merdeka perlahan-lahan memudar. Contoh nyatanya anak anak kecil sekarang banyak yang luntur moralnya sehingga menjadikan dirinya sendiri itu adalah pemenang bahwa ia itu selalu benar. Sehingga tidak mau menerima kekurangan yang ada pada teman yang lainnya. Padahal seharusnya apabila anak tersebut menngetahui maksud dan arti dari Semboyan tersebut, Kekurangan itu bisa dijadikan bumbu pelengkap untuk membentuk suatu keharmonisan pada pertemanan. Kembali lagi pada fungsi semboyan Negara Indonesia. Disana cukup jelas dipaparkan beberapa fungsi yang harus kita laksanakan. Salah satu fungsi menyebutkan mewujudkan perdamaian Indonesia, perdamaian adalah hal yang sangat berharga dan paling penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila perdamaian tidak terjaga maka akan muncul perpecahan dan berbagai konflik yang menyebabkan bangsa ini hancur dan kehilangan arah. Begitu juga sebaliknya apabila mampu mempertahankan perdamaian, mungkin tidak akan terjadi konflik, perpecahan, anarkisme, kebrutalan. Seperti yang banyak kita lihat di televisi, sangat banyak tawuran-tawuran yang terjadi akibat perpecahan tersebut. Contohnya seperti kasus yang terjadi di Jakarta baru-baru ini yang dilansir oleh SINDONews, yaitu kasus tawuran yang terjadi antar pelajar . Para pelajar yang seharusnya tugasnya belajar dan menuntut ilmu, malah membuat kerusuhan dan konflik bahkan menyebabkan temannya luka-luka dan tragisnya sampai meninggal dunia. Terkadang penyebabnya adalah hal yang sangat sepele yang dibesar-besarkan sehingga menjadi suatu konflik yang berkepanjangan. Terlepas dari apa penyebab tawuran dan kerusuhan, faktanya kita melihat orang-orang dapat dengan leluasa mengacung-acungkan benda tajam seperti pisau,parang,celurit, di jalan raya, seperti benda tajam itu menjadi bahan mainan bagi pelajar yang tawuran tersebut, padahal hal tersebut sudah menyalahi aturan dan menjadikan keresahan warga di sekitar jalan raya itu pula. Masyarakat Indonesia memiliki beraneka ragam perbedaan, sehingga harus ada beberapa hal yang harus dihargai dan dihormati agar tidak terjadi perpecahan dan konflik.. Dengan berpedoman dengan makna dari semboyaan bangsa kita yaitu BHINEKA TUNGGAL IKA yang mempunyai makna “Berbeda-beda tetapi tetap satu”, walaupun kita berbeda suku,agama,ras,pandangan,pendapat,apapun itu yang kita harus tetap tecipta bangsa yang memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang cinta akan kedamaian, cinta tanah air dan menikmati adanya suatu perbedaan. Dan kita mampu hidup berdampingan dalam harmoni tanpa memandang apapun yang menjadi perbedaan. Lalu untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Kebhinekaan harusnya kita pahami sebagai sebuah kekuatan pemersatu bangsa yang keberadaannya tidak bisa dipungkiri. Kebhinekaan juga harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas. Kekuatan spiritualitas disini maksudnya adalah bahwa masyarakat melihat perbedaan itu sebagai sebuah keragaman yang mempersatukan, menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan bukan sebagai ancaman atau gangguan. Semua budaya, agama dan suku yang ada tetap pada bentuknya masing-masing, yang mempersatukan adalah rasa nasionalisme kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang memiliki ratusan budaya, adat istiadat, kebiasaan. Sebagai penutup, perlu kembali disosialisasikan peribahasa yang nyaris punah, yakni, “Bersatu kita teguh. Bercerai kita runtuh”. Peribahasa yang dulu menjadi semboyan kekuatan kita berbangsa dan bernegara harus diberdayakan kembali untuk sinergi nasionalisme. Jadi teman temanku semua, kembali kepada pribadi dan diri kita masing –masing bahwa kita itu tetaplah sama semua, tidak ada hal yang dapat merusak ataupun mengganggu keharmonisan negara kita, karna perbedaan itu ada untuk saling melengkapi dan bukan menjadi penghalang bagi kita untuk menumbuhkan semangat juang kita sebagai pemuda dan generasi penerus bangsa ini. Kembangkan rasa nasionalisme untuk Indonesia Bersama. Sekian dan Terimakasih 😀 Semboyanini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras maupun antargolongan. Baca juga: Merawat Bhinneka Tunggal Ika Keberagaman Keberagaman dalam masyarakat Indonesia antara lain meliputi suku bangsa, agama, ras, budaya dan antargolongan. Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru harus diterima sebagai fakta kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Ia menjadi fakta, karena kebhinekaan di Indonesia lahir sebagai hasil kesadaran konstruksi filosofi masyarakat terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di konteks sosialnya, baik itu melalui gejala alam maupun melalui daya pikir. Karena ia lahir dari sebuah kekayaan filosofi masyarakat, maka sesungguhnya tidak ada seorangpun atau suatu komunitas apapun yang berhak melakukan intervensi, intimidasi, atau menghancurkannya. Selain sebagai fakta, kebhinekaan adalah juga sebuah tantangan. Bahaya disintegrasi selalu merupakan ancaman, baik riil maupun potensial. Kondisi objektif Indonesia telah membuat interaksi sosial maupun nasional merupakan sesuatu yang kadangkala sulit diwujudkan. Oleh karena kebhinekaan merupakan sebuah fakta sekaligus sebagai tantangan, dengan demikian tantangan yang dihadapi, harus dihadapi secara bersama oleh seluruh elemen masyarakat. Dan untuk menghadapi tantangan bersama itu, maka yang dibutuhkan adalah prinsip untuk saling menghargai, bahkan prinsip untuk selalu membangun hubungan dialog dengan orang lain. Dengan demikian, jika kebhinekaan adalah adanya hubungan saling bergantung antar berbagai hal yang berbeda, maka dalam kebhinekaan mengharuskan adanya dialog antar berbagai komponen masyarakat, entah itu agama, budaya dan sebagainya. Di dalamnya, keutuhan dan kebersamaan dijadikan sebagai acuan dalam membangun sebuah hubungan yang saling bergantung itu. Ketergantungan itu adalah prinsip hidup saling menghargai, tanpa harus melihat latar belakang apapun; saling menghargai perbedaan dan bukannya saling menyerang. Munculnya aksi-aksi kekerasan atas nama agama, budaya, ekonomi bahkan politik, di berbagai daerah di Indonesia, seakan-akan telah merubah wajah Indonesia menjadi negara dengan sikap intoleran yang besar. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dikebirikan dengan dalih menegakkan aturan atau mengikuti keinginan segelintir orang yang haus akan kekuasaan. Belum lagi, penanaman ideologi sempit terus mengakar sampai pada level masyarakat terbawah. Fakta-fakta kekerasan atas nama ideologi yang terjadi di Indonesia telah meruntuhkan nilai-nilai kebhinekaan, yang menjadi ciri khas Indonesia. Sejarah mencatat, lahirnya Semboyan nasional Bhineka Tunggal Ika beraneka ragam, tetapi satu merupakan pergumulan founding fathers yang sangat panjang, dan didasari pada pertimbangan pluralitas masyarakat Indonesia. Perkara kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki Thajaya Purnama atau Ahok hingga saat ini masih berlangsung dan sampai pada akhirnya Calon Gubernur DKI petahana Basuki Tjahaja Purnama Ahok ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama oleh Bareskrim Polri. Kompleksitas permasalahan di kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok merebak menjadi spekulasi dan upaya gerakan bawah tanah. Adanya dugaan keterlibatan tokoh kepentingan politik di aksi demo Bela Islam jilid I dan jilid II, perlahan memperlihatkan tabir dan tujuan gerakan yang semakin membias. Terlepas dari semua itu, mari kita semua sebagai masyarakat mengapresiasi keputusan Polri terkait penetapan status calon gubernur cagub DKI inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka dugaan penistaan agama. Ahok dianggap menghina surat Al Maidah ayat 51 saat berpidato di Kepulauan Seribu. Menurut Juru Bicara Presiden Johan Budi SP mengatakan sejak awal Presiden Jokowi selalu menyampaikan agar proses hukum terhadap Ahok berlangsung secara transparan adil dan profesional. Soal penetapan status Ahok tersebut, Polri dinilai telah bekerja sesuai kaidah yang berlaku. Terkait dengan ini Presiden Joko Widodo Jokowi meminta kepada semua pihak untuk menghormati keputusan dan proses hukum terhadap Ahok tersebut. sumber 16/11. Selain itu kita juga patut mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang concern terhadap permasalahan ini dan memerintahkan agar penanganan kasus ini dibuka secara transparan tanpa intervensi. Semoga kedepan masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga ketertiban di lingkungannya masing-masing dan jangan mudah diprovokasi atau termakan isu-isu negatif pasca-keputusan Polri ini. Seluruh elemen bangsa termasuk partai-partai politik untuk menjaga suasana damai, penuh kebersamaan dan kekeluargaan sehingga kehidupan demokrasi dapat berjalan dengan baik dalam bingkai NKRI. Maka dari itu negaralah yang seharusnya hadir untuk rakyatnya dan memberikan rasa aman bagi rakyatnya untuk kebebasan beragama, justru seakan-akan membuka ruang bagi kelompok ekstrimis agama melakukan fungsi kontrol sosial terhadap kelompok agama yang lain. Masyarakat beradab dan sejahtera pastilah mengakui adanya kebhinekaan sebagai kekayaan hidup bersama. Kualitas kebhinekaan dibuktikan dengan berkembangnya kesanggupan sikap toleransi, saling mendengarkan, saling menghargai, saling menghormati satu sama lain. Terciptanya kehidupan bersama yang secara arif dan penuh kerelaan membangun kebersamaan sebagai cara hidup, lebih mulia dari hanya sloganisme atau ungkapan klise. Kebhinekaan hanya mungkin bertumbuh jika ada kedewasaan membangun kerjasama, dalam semangat kebebasan, persamaan dan persaudaraan. Sikap ksatria dalam menjunjung tinggi nilai kejujuran, kebersamaan dan keikhlasan. Bhineka Tunggal Ika Tan Mangruwa LINK 06-12-2016 1056 Kaskus Addict Posts 3,997 Yoii cess, Bhineka Tunggal Ika Tan Mangruwa Ntapss tuh 06-12-2016 1100 Kaskus Addict Posts 1,971 Puanjang tanpa mulus itu sesuatu bre 06-12-2016 1100 KASKUS Maniac Posts 5,147 Apaan aksi tandingan kemari gagal Barcen? Kirim Dulu -> VM -> Kirbal 06-12-2016 1121 trit macem bgini bnyk amat ya ... 06-12-2016 1122 Kaskus Maniac Posts 4,815 nenda dolo 06-12-2016 1128 semoga saja indonesia tetap super damai seperti tanggal 2 06-12-2016 1129 Kaskus Maniac Posts 4,849 Hmm... Setelah di tela'ah dg bijak dan sederhana... Ok 06-12-2016 1132 Kaskus Addict Posts 3,130 cemungutdh bang 06-12-2016 1134 Kaskus Addict Posts 2,504 Panjang banget bre gada mulusnya lagiBtw nice trit lah mengajarkan tentang persatuan bangsa 06-12-2016 1136 KASKUS Addict Posts 2,223 susah kalo masih banyak kaum sumbu pendek , karungin dulu pentolannya biar damai 06-12-2016 1145 Aktivis Kaskus Posts 525 Tanggal 10 november 1945 dari sabang sampai Merauke. Pemuda Indonesia bersatu berjihad dibakar semangat persatuan dan kesatuan. gotong royong menghela serangan inggris Percis tanggal 2 desember kemarin tanpa perlu ajakan mereka bahu membahu membantu sesama saudara se'tanah air... Sungguh indah brayy... 06-12-2016 1154 Kaskus Maniac Posts 4,669 puanjaaaang,,,,,,, 06-12-2016 1155 Kaskus Addict Posts 2,079 kurang menarik untuk dibaca 06-12-2016 1214 Kaskus Addict Posts 1,047 setuju dah sama ts 06-12-2016 1220 persatuan berasal dari perbedaan kalau sama semua apa yang mau disatukan 06-12-2016 1221 Kaskus Maniac Posts 4,822 muehewrwhmuewh 06-12-2016 1351 Kaskus Addict Posts 2,027 sumpah ane ga baca 06-12-2016 1352 Kaskus Addict Posts 3,524 En...done...sah... prok prok...prok prok... prok 06-12-2016 1553
Mutaharadalah komposer lagu kebangsaan dan anak-anak serta tokoh kepanduan Indonesia era 1945-1961. Ia lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916. Mutahar pernah menjadi Duta Besar RI di Vatikan pada 1969 hingga 1973. Ia meninggal pada 9 Juni 2004 di Jakarta. Lirik dan chord lagu Hari Merdeka. Hari Merdeka. G D G Tujuh belas agustus tahun empat- Indonesia memiliki suku, bahasa, dan budaya yang beragam. Keberagaman ini dirangkai dalam semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Sebagaimana dilansir dari Modul Pembelajaran Mandiri, semboyan "Bhineka Tunggal Ika" adalah lambang negara Indonesia yang berbentuk burung Garuda. Kepala burung Garuda itu menoleh ke sebelah kanan dari sudut pandang Garuda, perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan. Kendati begitu, Bhinneka Tunggal Ika merupakan jati diri bangsa yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu sejak zaman majapahit. Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari falsafah nusantara kakawin Jawa Kuno, yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke14. Kalimat ini juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu Nusantara, yang diikrarkan oleh Patih Gajah Mada. Asal kata "Bhinneka Tunggal Ika" Kalimat "Bhinneka Tunggal Ika" terdapat dalam buku Sutasoma Purudasanta, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Sehingga dalam hal ini, pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit. Kata "Bhinneka Tunggal Ika" dapat pula dimaknai sebagai, meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan, adat-istiadat yang bermacam-macam, serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara Indonesia tapi keseluruhannya itu adalah suatu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, keanekaragaman tersebut bukanlah perbedaan yang bertentangan tapi justru persatuan dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat, makna persatuan bangsa, negara Indonesia. Sama halnya dalam bahasa Sanskerta, kata "neka" berarti "macam" dan menjadi pembentuk kata "aneka" dalam Bahasa Indonesia. Kata "tunggal" berarti "satu". Kemudian kata "ika" berarti "itu". Secara harfiah "Bhinneka Tunggal Ika" diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Keberagaman suku bangsa Indonesia Dikutip dari laman Ayo Guru Berbagi, terdapat beberapa faktor munculnya keberagaman di Indonesia. Berikut penjelasannya. 1 Letak geografisIndonesia adalah negara kesatuan yang memiliki ribuan pulau. Luas wilayah Indonesia yang besar berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki oleh negara Indonesia. 2 Kondisi iklim dan alam yang berbedaKondisi iklim dan alam antarwilayah di Indonesia berbeda. Perbedaan musim hujan dan kemarau antardaerah, perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan memberikan perbedaan pada masyarakat. 3 Pengaruh kebudayaan asingKeberagaman bisa muncul karena pengaruh kebudayaan asing dengan ciri yang berbeda. Biasanya melalui komunikasi atau kedatangan mereka ke Indonesia. Maka, terjadi akulturasi atau pencampuran unsur kebudayaan asing dengan kebudayaan Indonesia. 4 Keberagaman AgamaAgama adalah sistem keyakinan kepada Tuhan. Kebebasan beragama dijamin oleh UUD 1945. Agama yang diakui secara sah di Indonesia, yaitu Islam Kristen Katolik Hindu Buddha Konghucu Keberagaman agama di tengah-tengah masyarakat menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Semua agama meyakini akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Akan tetapi, sistem keyakinan dan ibadah antara satu agama dengan agama yang lain berbeda. 5 Keberagaman RasMenurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, ras merupakan golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Setiap manusia memiliki perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata serta ciri fisik yang lainnya. Secara umum, ras manusia dapat dikelompokkan menjadi lima macam yaitu Negroid, yang berkulit hitam dan rambut keriting; Mongoloid, yang berkulit kuning langsat, rambut kaku dan bermata sipit; Kaukasoid, berkulit putih, mata biru dan rambut pirang; Australoid, yang berkulit hitam sawo matang; serta Khoisan Afrika Selatan. Keberagaman ras penduduk di Indonesia, setidaknya dapat dikelompokkan menjadi Ras Malayan-Mongoloid di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi. Ras Melanesoid di Papua, Maluu dan Nusa Tenggara Timur. Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang dan Korea yang tersebar di seluruh Indonesia. Ras Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika. Kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki keberagaman ras berpotensi menimbulkan konflik. Konflik tidak hanya merugikan kelompok-kelompok masyarakat tapi juga bangsa Indonesia secara keseluruhan. Maka setiap warga negara Indonesia diminta menjunjung tinggi rasa persaudaraan, kekerabatan dan persahabatan sehingga terwujud perdamaian. Makna keberagaman masyarakat Indonesia Keberagaman masyarakat Indonesia tidak membuat masyarakatnya mudah tercerai berai. Hal ini tampak pada agama di Indonesia yang berbeda-beda. Persatuan berarti perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu. Sedangkan kesatuan merupakan hasil perkumpulan yang telah menjadi satu dan utuh. Maka dari itu, kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Kesatuan berbangsa Indonesia, berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan sebagai bangsa Indonesia. Sementara kesatuan bertanah air, merupakan satu keutuhan di dalam wilayah yang dihuni secara turun temurun oleh bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia telah tumbuh dan terbentuk dalam nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Jauh sebelum kemerdekaan, persatuan bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat mendalam sepanjang sejarah perjuangan bangsa. Hal ini disebabkan, karena berkat persatuan dan kesatuan dari segenap elemen bangsalah kita dapat mengusir penjajah, mendirikan negara atas kehendak bangsa sendiri, berjuang mempertahankan kemerdekaan, serta mengisi kemerdekaan dengan upaya-upaya pembangunan nasional. Untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia perlu melakukan beberapa hal berikut ini. Masyarakat Indonesia perlu mengembangkan sikap tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain; Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik; Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya; Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing. Baca juga Bagaimana Menangani Masalah karena Keberagaman Budaya di Indonesia? Mengenal Potensi Keberagaman Budaya di Indonesia Apa Saja Dampak Keberagaman Budaya di Indonesia? - Pendidikan Kontributor Ega KrisnawatiPenulis Ega KrisnawatiEditor Alexander Haryanto Sehinggadapat disimpulkan bahwa Kebhinnekaan atau semangat Bhinneka Tunggal Ika dan toleransi akan menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan (keberagaman) bangsa. Selain semboyan Bhinnneka Tunggal Ika, menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 146) Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa sebagai berikut. Dasar Negara Pancasila. .